Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah. Salah satu aspek yang menunjukkan kekayaan tersebut adalah arsitektur.
Arsitektur di Indonesia memiliki perkembangan yang panjang dan beragam, mulai dari masa prasejarah hingga masa modern. Berikut ini adalah ulasan singkat tentang sejarah arsitektur di Indonesia dari masa megalitikum hingga era kontemporer.
Masa Megalitikum
Megalitikum adalah masa prasejarah yang ditandai dengan adanya bangunan-bangunan besar dari batu yang disebut megalit. Megalit biasanya berfungsi sebagai tempat pemujaan, penguburan, atau penanda wilayah.
Di Indonesia, peninggalan zaman megalitikum dapat dijumpai di berbagai daerah, dari ujung Sumatera hingga Timor-Timur. Situs megalitik di beberapa wilayah Indonesia biasanya juga menunjukkan ciri khas tersendiri.
Beberapa contoh situs megalitik di Indonesia adalah:
- Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Situs ini merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara yang terdiri dari lima teras berundak yang berisi batu-batu besar berukir. Situs ini diperkirakan berasal dari 3000 SM hingga 500 M.
- Lore Lindu di Sulawesi Tengah. Situs ini terkenal dengan adanya patung-patung batu raksasa yang disebut Napu, Besoa, dan Bada. Patung-patung ini memiliki bentuk manusia atau binatang dengan ukuran antara 1-4 meter. Situs ini diperkirakan berasal dari 1000 SM hingga 1500 M.
- Sumba di Nusa Tenggara Timur. Situs ini memiliki banyak makam megalitik yang disebut waruga. Waruga adalah batu nisan berbentuk peti yang diletakkan di atas tanah. Waruga biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan kehidupan almarhum. Situs ini diperkirakan berasal dari 1000 M hingga 1800 M.
Masa Hindu-Buddha
Masa Hindu-Buddha adalah masa ketika agama Hindu dan Buddha masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-4 M hingga abad ke-15 M.
Masa ini ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar seperti Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singhasari, Majapahit, dan lain-lain.
Masa ini juga merupakan masa keemasan arsitektur di Indonesia karena banyak dibangun candi-candi megah sebagai tempat ibadah dan simbol kekuasaan.
Candi-candi ini biasanya dibuat dari batu andesit atau bata merah dengan gaya arsitektur India atau Jawa kuno.
Beberapa contoh candi-candi dari masa Hindu-Buddha di Indonesia adalah:
- Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-8 atau ke-9 M oleh Wangsa Syailendra. Candi ini berbentuk stupa raksasa yang memiliki sembilan lantai berundak dengan relief-relief yang menggambarkan ajaran Buddha. Candi ini juga memiliki 504 arca Buddha dan 72 stupa kecil di puncaknya.
- Candi Prambanan di Sleman, Yogyakarta. Candi ini merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 M oleh Wangsa Sanjaya. Candi ini terdiri dari tiga candi utama yang didedikasikan untuk Trimurti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Candi ini juga memiliki relief-relief yang menggambarkan kisah Ramayana.
- Candi Muara Takus di Kampar, Riau. Candi ini merupakan candi Buddha tertua di Sumatera yang dibangun pada abad ke-4 atau ke-5 M oleh Kerajaan Sriwijaya. Candi ini terdiri dari empat stupa berbentuk silinder yang dikelilingi oleh tembok batu bata. Candi ini juga memiliki gapura masuk dan bangunan persegi yang disebut Mahligai.
Masa Islam
Masa Islam adalah masa ketika agama Islam masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-13 M hingga abad ke-19 M.
Masa ini ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Demak, Aceh, Mataram Islam, Banten, dan lain-lain.
Masa ini juga merupakan masa transisi arsitektur di Indonesia karena banyak dipengaruhi oleh gaya arsitektur Timur Tengah dan Eropa. Bangunan-bangunan yang dibangun pada masa ini antara lain adalah masjid, istana, benteng, dan rumah adat.
Beberapa contoh bangunan dari masa Islam di Indonesia adalah:
- Masjid Agung Demak di Demak, Jawa Tengah. Masjid ini merupakan masjid tertua di Jawa yang dibangun pada abad ke-15 M oleh Wali Songo. Masjid ini memiliki atap berbentuk limas bersusun tiga dengan hiasan ukiran kayu khas Jawa. Masjid ini juga memiliki menara berbentuk kubus yang disebut saka guru.
- Istana Siak Sri Indrapura di Siak, Riau. Istana ini merupakan istana kerajaan Islam terakhir di Sumatera yang dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Istana ini memiliki gaya arsitektur Eropa dengan ornamen-ornamen Islam dan Melayu. Istana ini juga memiliki koleksi benda-benda bersejarah seperti singgasana emas, pedang pusaka, dan meriam perunggu.
- Benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini merupakan benteng peninggalan VOC yang dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa IX Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Benteng ini memiliki bentuk segi lima dengan tembok tebal dan bastion-bastion sudut. Benteng ini juga memiliki beberapa bangunan dalamnya seperti gereja, rumah dinas, gudang senjata, dan museum.
Era Kolonial
Era kolonial adalah era ketika Indonesia dikuasai oleh bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang sejak abad ke-16 M hingga abad ke-20 M.
Era ini ditandai dengan adanya eksploitasi sumber daya alam dan manusia oleh penjajah serta perlawanan rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Era ini juga merupakan era perkembangan arsitektur di Indonesia karena banyak dibangun bangunan-bangunan bergaya Eropa sebagai sarana pemerintahan, perdagangan, pendidikan, transportasi, dan rekreasi.
Beberapa contoh bangunan dari era kolonial di Indonesia adalah:
- Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat. Gedung ini merupakan gedung pemerintahan Hindia Belanda yang dibangun pada tahun 1920 oleh arsitek Belanda J Gerber. Gedung ini memiliki gaya arsitektur neoklasik dengan sentuhan lokal seperti atap joglo dan ornamen tusuk sate. Gedung ini juga memiliki menara setinggi 27 meter dengan jam besar di atasnya.
- Era kontemporer adalah era ketika Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai negara kesatuan sejak tahun 1945 hingga sekarang. Era ini ditandai dengan adanya perubahan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang berdampak pada perkembangan arsitektur di Indonesia. Era ini juga merupakan era keberagaman arsitektur di Indonesia karena tidak ada satu gaya dominan; arsitektur kontemporer dikerjakan pada selusin gaya yang berbeda, dari pasca modernisme dan teknologi tinggi arsitektur sangat konseptual dan gaya ekspresif. Arsitektur kontemporer di Indonesia juga banyak mengadaptasi teknologi yang sedang berkembang dan menggunakan material bangunan yang modern.
Beberapa contoh bangunan dari era kontemporer di Indonesia adalah:
- Menara Phinisi UNM di Makassar, Sulawesi Selatan. Menara ini merupakan menara pendidikan tertinggi di Indonesia yang dibangun pada tahun 2011 oleh arsitek Yu Sing. Menara ini memiliki bentuk seperti kapal phinisi yang merupakan simbol budaya maritim Sulawesi Selatan. Menara ini juga menggunakan material daur ulang seperti kayu bekas dan besi tua.
- Green School Bali di Gianyar, Bali. Green School ini merupakan sekolah ramah lingkungan yang dibangun pada tahun 2008 oleh arsitek John Hardy. Green School ini menggunakan material bambu sebagai bahan utama bangunan yang memiliki bentuk melengkung dan organik. Green School ini juga menggunakan sistem pencahayaan alami dan energi terbarukan.
- Museum MACAN di Jakarta Barat, DKI Jakarta. Museum ini merupakan museum seni kontemporer pertama di Indonesia yang dibangun pada tahun 2017 oleh arsitek Andra Matin. Museum ini memiliki desain minimalis dengan fasad kaca dan beton. Museum ini juga memiliki ruang pamer yang luas dan fleksibel untuk menampilkan karya-karya seniman lokal dan internasional.
Arsitektur di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan beragam, mulai dari masa megalitikum hingga era kontemporer.
Arsitektur di Indonesia juga mencerminkan budaya, agama, politik, dan teknologi yang berkembang di setiap masa. Arsitektur di Indonesia juga menunjukkan kreativitas dan inovasi para arsitek yang mampu menciptakan karya-karya unik dan indah.
0 Comments