Indonesia adalah negara maritim yang dikelilingi oleh lautan yang lebih luas daripada daratannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maritim adalah berkenaan dengan laut, berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Sejarah maritim Indonesia memiliki perjalanan yang panjang dan ditandai dengan adanya Deklarasi Djuanda yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai kedaulatan dalam mengelola kekayaan lautnya. Artikel ini akan membahas sejarah maritim Indonesia dari masa nelayan hingga era poros maritim.
Masa Nelayan
Masa nelayan adalah masa dimana masyarakat Indonesia hidup dari hasil laut dengan cara menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut lainnya. Masa ini berlangsung sejak zaman prasejarah hingga zaman klasik. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah mengenal teknologi pelayaran dan perikanan sejak zaman batu. Misalnya, ditemukan kapak perahu yang digunakan untuk membuat perahu dari kayu, serta alat-alat penangkap ikan seperti jaring, pancing, dan tombak.
Masyarakat nelayan juga telah melakukan perdagangan dengan masyarakat lain di Asia Tenggara dan Asia Selatan melalui jalur laut. Jalur ini dikenal sebagai Jalur Sutra Maritim yang menghubungkan Cina, India, dan Timur Tengah. Masyarakat nelayan Indonesia menyediakan berbagai komoditas laut seperti mutiara, cendana, rempah-rempah, dan teripang untuk ditukar dengan barang-barang lain seperti sutra, kain, logam, dan keramik.
Masa Kerajaan Maritim
Masa kerajaan maritim adalah masa dimana masyarakat Indonesia membentuk kerajaan-kerajaan yang berkuasa di wilayah laut dan memiliki kegiatan pelayaran dan perdagangan yang maju. Masa ini berlangsung sejak abad ke-7 hingga abad ke-16 Masehi. Beberapa contoh kerajaan maritim Indonesia adalah Sriwijaya, Majapahit, Malaka, Aceh, Banten, dan Makassar.
Kerajaan-kerajaan maritim Indonesia memiliki keunggulan dalam hal teknologi kapal, navigasi, diplomasi, dan militer. Mereka mampu membangun armada kapal yang besar dan kuat, seperti jong, lancaran, dan padewakang. Mereka juga mampu menentukan arah dan posisi kapal dengan menggunakan bintang-bintang, angin, arus, dan gelombang. Mereka juga mampu menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia dan Eropa, serta menghadapi ancaman dari penjajah asing seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.
Masa Kolonialisme dan Nasionalisme
Masa kolonialisme dan nasionalisme adalah masa dimana masyarakat Indonesia mengalami penjajahan oleh bangsa-bangsa Eropa yang ingin menguasai sumber daya alam dan pasar di wilayah laut Indonesia. Masa ini berlangsung sejak abad ke-17 hingga abad ke-20 Masehi. Beberapa contoh penjajah Eropa yang masuk ke Indonesia adalah VOC (Belanda), Inggris, Prancis, Spanyol, dan Jepang.
Pada masa ini, masyarakat Indonesia kehilangan kedaulatan atas wilayah lautnya. Penjajah Eropa membatasi akses masyarakat Indonesia untuk berlayar dan berdagang di laut. Penjajah Eropa juga mengeksploitasi sumber daya alam laut Indonesia seperti rempah-rempah, minyak bumi, timah, nikel, dan ikan. Penjajah Eropa juga membangun infrastruktur pelabuhan dan perkapalan yang bertujuan untuk memudahkan pengiriman barang-barang dari dan ke Indonesia.
Namun pada masa ini juga muncul semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Eropa. Salah satu tokoh nasionalis yang berperan penting dalam bidang maritim adalah R.A Kartini. Ia adalah seorang wanita Jawa yang memiliki visi untuk memajukan pendidikan bagi kaum perempuan dan membangun sekolah-sekolah pelayaran di Jepara. Ia juga memiliki cita-cita untuk membuat sebuah kapal sendiri yang bernama Raden Ajeng Kartini (RAK) untuk menghubungkan Jepara dengan daerah-daerah lain di Nusantara.
Era Poros Maritim
Era poros maritim adalah era dimana masyarakat Indonesia kembali mengembangkan potensi maritimnya sebagai salah satu strategi pembangunan nasional. Era ini dimulai sejak tahun 2014 ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dalam pidato pelantikannya. Visi ini bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, mandiri, maju, kuat, dan sejahtera di bidang maritim.
Untuk mewujudkan visi ini, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya seperti meningkatkan pembangunan infrastruktur pelabuhan dan perkapalan; mengembangkan industri kelautan dan perikanan; melindungi kedaulatan wilayah laut; menjaga keamanan dan ketertiban di laut; meningkatkan kerjasama regional dan internasional; serta melestarikan sumber daya alam laut dan budaya maritim.
Sejarah maritim Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki hubungan erat dengan laut sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Laut merupakan sumber kehidupan, kekayaan, identitas, dan kedaulatan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menjaga dan mengembangkan potensi maritim kita sebagai warisan budaya bangsa.
0 Comments