Peristiwa Penting dalam Sejarah Indonesia G30S/PKI, Supersemar dan ReformasiIndonesia adalah negara yang memiliki sejarah panjang dan penuh perjuangan.

Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa penting yang membentuk identitas dan arah bangsa.

Beberapa peristiwa tersebut adalah G30S/PKI, Supersemar dan Reformasi.

Ketiga peristiwa ini memiliki latar belakang, tujuan, isi, dampak dan kontroversi yang berbeda-beda. Mari kita simak ulasan singkat tentang ketiga peristiwa tersebut.

G30S/PKI

G30S/PKI adalah singkatan dari Gerakan 30 September yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.

Gerakan ini bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit yang saat itu merupakan ketua dari PKI.

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung yang merupakan anggota Cakrabirawa (pasukan pengawal Istana) memimpin pasukan yang dianggap loyal pada PKI.

Gerakan ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya.

Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya. Jenazah ketujuh perwira TNI AD itu ditemukan selang beberapa hari kemudian.

Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa ini adalah:

  • Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
  • Mayor Jendral Raden Soeprapto
  • Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
  • Mayor Jendral Siswondo Parman
  • Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
  • Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo

Sementara itu, Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil meloloskan diri. Tapi, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas Tendean diculik dan ditembak di Lubang Buaya.

Keenam jenderal di atas beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Selain itu, beberapa orang lainnya juga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta. Mereka adalah:

  • Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
  • Kolonel Katamso Darmokusumo
  • Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto

Latar Belakang G30S/PKI

Latar belakang terjadinya G30S/PKI adalah ketegangan politik antara PKI dengan golongan nasionalis dan agamis di Indonesia. PKI merupakan partai terbesar ketiga di Indonesia setelah PNI dan NU.

PKI memiliki pengaruh besar di kalangan rakyat miskin, buruh, petani dan seniman. PKI juga mendapat dukungan dari Presiden Soekarno yang mengusung konsep Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis).

Namun, PKI juga mendapat tentangan dari golongan nasionalis dan agamis yang khawatir dengan ideologi komunisme yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Golongan ini terdiri dari ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), PSI (Partai Sosialis Indonesia) dan PNI (Partai Nasional Indonesia).

Golongan ini juga didukung oleh Amerika Serikat yang saat itu sedang berperang melawan komunisme di Vietnam.

Ketegangan antara PKI dengan golongan nasionalis dan agamis semakin meningkat sejak tahun 1964. Beberapa faktor yang memicu ketegangan tersebut adalah:

  • Pembentukan Lembaga Penerangan Massa (LPM) oleh PKI pada tahun 1964 yang bertujuan untuk menyebarkan propaganda komunisme kepada rakyat.
  • Pembentukan Gerakan Sepuluh Juta Banteng (Gestapu) oleh PKI pada tahun 1964 yang bertujuan untuk merekrut anggota militer pro-PKI.
  • Pembentukan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) oleh golongan nasionalis pada tahun 1964 yang bertujuan untuk menentang komunisme.
  • Pembentukan Dewan Nasional oleh Presiden Soekarno pada tahun 1965 yang bertujuan untuk menggantikan fungsi DPR-GR sebagai lembaga legislatif. Dewan Nasional ini didominasi oleh anggota PKI.
  • Pembentukan Front Pancasila oleh golongan nasionalis dan agamis pada tahun 1965 yang bertujuan untuk menentang Dewan Nasional dan PKI.
  • Pembantaian etnis Tionghoa di Sumatera Utara pada tahun 1965 yang diduga dilakukan oleh PKI.

Tujuan G30S/PKI

Tujuan utama dari G30S/PKI adalah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

Tujuan ini didasarkan pada doktrin Marxisme-Leninisme-Maoisme yang dianut oleh PKI. Menurut doktrin ini, revolusi komunis harus dilakukan dengan cara kekerasan melalui kudeta militer atau pemberontakan bersenjata.

Tujuan lain dari G30S/PKI adalah untuk menghapuskan unsur-unsur reaksioner atau anti-komunis dari tubuh negara. Unsur-unsur ini meliputi ABRI, Masyumi, PSI, PNI dan Front Pancasila.

Dengan menghapuskan unsur-unsur ini, PKI berharap dapat menguasai semua lembaga negara dan masyarakat.

Isi G30S/PKI

Isi dari G30S/PKI adalah rencana aksi yang dilakukan oleh pasukan pro-PKI untuk mencapai tujuan mereka. Rencana aksi ini meliputi:

  • Membentuk Dewan Revolusi sebagai lembaga tertinggi negara yang dipimpin oleh DN Aidit sebagai ketua umum.
  • Menculik atau membunuh enam perwira tinggi TNI AD yang dianggap sebagai unsur reaksioner atau anti-komunis.
  • Mengambil alih stasiun radio RRI Jakarta untuk menyebarkan siaran propaganda bahwa pemerintahan Presiden Soekarno telah digulingkan oleh Dewan Revolusi.
  • Mengambil alih Istana Merdeka untuk menangkap Presiden Soekarno atau membujuknya untuk bergabung dengan Dewan Revolusi.
  • Mengambil alih markas besar ABRI untuk menyerahkan kekuasaan militer kepada Dewan Revolusi.
  • Mengambil alih gedung DPR-GR untuk menyerahkan kekuasaan legislatif kepada Dewan Revolusi.
  • Mengambil alih gedung-gedung penting lainnya seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kantor Pos dan Telekomunikasi.
  • Melakukan pembersihan terhadap unsur-unsur reaksioner atau anti-komunis di seluruh wilayah Indonesia.

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *